Kamis, 13 Januari 2011

#file squid.conf
http_port 3128
icp_port 0
visible_hostname localhost
acl QUERY urlpath_regex cgi-bin \?
no_cache deny QUERY
cache_mem 512 MB
cache_swap_low 98
cache_swap_high 96
maximum_object_size 1024 KB ## Old = 1024 MB
minimum_object_size 0 KB
maximum_object_size_in_memory 1024 KB
ipcache_size 1024
ipcache_low 98
ipcache_high 99
cache_replacement_policy heap LFUDA
memory_replacement_policy heap GDSF
cache_dir aufs c:routing 51200 16 256
redirect_rewrites_host_header off
acl localnet src 192.168.1.0/24
acl localhost src 127.0.0.1/255.255.255.255
acl Safe_ports port 80 443 210 119 70 21 1-65535
acl CONNECT method CONNECT
cache_mgr chickalzone_area@yahoo.co.id
cache_access_log c:/squid/var/logs/access.log
cache_store_log none
cache_log c:/squid/var/logs/cache.log
emulate_httpd_log off
log_icp_queries off
log_fqdn off
memory_pools off
refresh_pattern ^ftp: 40320 95% 241920 reload-into-ims
refresh_pattern ^gopher: 1440 0% 1440
refresh_pattern . 120 50% 14400
quick_abort_min 0
quick_abort_max 0
quick_abort_pct 98
negative_ttl 1 minutes
positive_dns_ttl 60 seconds
negative_dns_ttl 30 seconds
cachemgr_passwd rahasia
acl manager proto cache_object
http_access allow manager
acl all src 0.0.0.0/0.0.0.0
http_access allow localnet
http_access allow localhost
http_access allow all
logfile_rotate 4
forwarded_for on
dns_testnames 208.67.220.220/208.67.222.222
store_objects_per_bucket 10
reload_into_ims on
reload_into_ims on
pipeline_prefetch on
ie_refresh on
vary_ignore_expire on
#eof

Minggu, 16 Mei 2010

AKU BANGGA JADI ORANG INDONESIA

Aku bangga pada hutan Indonesia. Meskipun hutan kita dihujat oleh negara tetangga (yg cuma segelintir persen dari populasi dunia) karena asapnya mengganggu pernafasan mereka, tapi harus diakui bahwa hutan yg sama itulah yg mensuplai O2 untuk dunia. Hutan kita adalah salah satu dari paru-paru dunia, bahkan mungkin satu-satunya paru-paru Asia. Seandainya negara tetangga itu dimasukkan box kaca, dan dibiarkan menghirup O2 hasil taman-taman nasionalnya saja, aku yakin tak lama mereka akan mati lemas. Justru karena saking besarnya produksi O2, sangat sulit menjinakkan api yg terlanjur membakar hutan itu. Tetap, di sini aku tidak membenarkan pembakaran hutan. Apapun alasannya, aku menentang pembakaran hutan itu. Seharusnya, menyadari pentingnya hutan bagi tubuh dunia, kita harus menjaganya, tidak menabangi pohon-pohonnya. Lha, pemasukan dari ekspor kayu hilang donk ? Ada ide alternatif (menurutku agak egois sebenarnya, tapi daripada hutan dibakar?) dari Brazil, yaitu negara ini berjanji mempertahankan hutannya dengan imbalan uang. Hmm.. bukannya mempertahankan hutan itu kewajiban ya ? Kok malah dikomersiilkan ? Dunia .. dunia…

Aku bangga pada Bahasa Indonesia. Ya, bahasa indonesia yg ribet, sulit, dan terkadang ndesa sehingga malu untuk dipakai itu. Kenapa? Karena ternyata Bahasa Indonesia itu begitu kaya artikulasi sehingga kita tidak terlalu sulit mempelajari bahasa asing yg lain. Bandingkan dengan orang-orang bule yg mayoritas kesulitan melafalkan huruf ‘R’ dengan sempurna. Apalagi bangsa Jepang yang melafalkan ‘empat’ menjadi ‘umpat’ karena tak bisa mengucapkan ‘e’. Bangsa kita bahkan cukup mudah menguasai bahasa Jerman karena hobi meludah (nggak nyambuuuunnngggg… delete.. delete… :P ) Selain itu, kita harus bersyukur bahasa Indonesia mengandung banyak serapan dari bahasa lain dan tidak asli bahasa Melayu. Kalau tidak, bangsa kita akan semakin sulit lepas dari perbudakan karena kita selalu memanggil anak-anak dengan ‘budak’, tak ada wanita yg berdandan karena takut dibilang ‘seronok’ (cantik), dan … anak-anak kita di rumah hobinya bermain dengan ‘batang kesenangan’

Aku bangga pada Pemerintah Indonesia, karena meskipun lemot, korupsi, goblok, dll.. dsb.. pemerintah kita sudah bersusah payah mempertahankan daerah kekuasaan RI (Habibie era not included). Tidak mudah mempertahankan suatu kekuasaan, terutama dengan wilayah yg besar plus terpencar-pencar seperti Indonesia. Dan sangat tidak membantu jika kita cuma bisa menghujat pemerintah, atau bahkan malah menjual pulau ke negara lain.

Aku bangga pada Bangsa Indonesia yg telah dengan gagah berani berjuang hidup dari tindasan ekonomi. Bangsa kita memang terpuruk, tapi paling tidak bangsa kita masih berani terpuruk sendiri. Tidak seperti negara ‘penguasa’ yg takut jatuh sehingga melemparkan beban keterpurukannya pada negara-negara ketiga (termasuk Indonesia). Cuma, bodohnya … kok kita mau ya menerima beban itu ? Jangan tanya aku … aku juga tidak tahu.. beneran deh, suwer ewer ewer..


Aku bangga pada Kekayaan Indonesia yg menyebabkan bangsa kita tidak pernah sepi dari ancaman bangsa lain yg ingin merebut kekayaan kita. Berabad-abad yg lalu, bangsa kita dijajah karena kekayaan alamnya. Saat ini pun, bangsa kita tak pernah lepas dari lirikan penjajah (dengan metode lain, tentu saja) masih karena kekayaan yg sama. Klaim batas wilayah ? tentu saja karena laut kita tempat hidup milyaran ikan. Tanah dan pulau ? Mereka tentu mencium bau minyak, intan, aspal, dll dsb di sana. Saking kayanya bangsa ini, kita jadi meremehkan kekayaan itu sendiri. Tidak menganggap hal itu sebagai kekayaan. Akibatnya, kita tidak peduli, karena bagi kita itu tidak kurang berharga. Bangsa ini perlu sadar akan kekayaannya, sehingga bisa peduli dan mau ikut mempertahankan kekayaan itu.

Aku bangga pada Harga Diri Bangsa Indonesia. Kita memang ‘hobi’ membajak. Dulu membajak sawah, sekarang membajak film hahaha :D Tapi kalau ditanya, ini bajakan ? Dengan jujur akan dijawab, “Iya” :P Meskipun bangsa kita termasuk bangsa yg dicap “pembajak”, tapi bangsa kita masih punya harga diri untuk tidak mengklaim budaya bangsa lain sebagai budayanya. Setahuku, kita tidak pernah mengklaim tari Barongsai sebagai tarian asli Indonesia, meski klub Barongsai menjamur di mana-mana. Kita juga tidak pernah mengklain tempe sebagai makanan nasional Indonesia, meski tempe telah mengisi perut bangsa kita sejak jaman bahuela. Kita sudah terlalu kaya, jadi tidak perlu lagi mengklaim budaya orang lain. Walau begitu, kembali ke persoalan peduli, kita harus peduli terhadap budaya kita sendiri biar tidak diklaim oleh negara lain, donk …

Aku bangga pada Tanah Air dan Ibu Pertiwi Indonesia. Bahkan tanpa 6 alasan di atas, aku tetap bangga pada Indonesia sebab dia lah rumahku, yg memberiku udara untuk bernafas, air untuk diminum, tanah untuk dipijak, hasil bumi untuk dimakan. Satu-satunya negara di mana aku bisa berkata “pulang”, tempat di mana keluarga dan handai taulanku berada. Jauh dari sempurna memang, tapi aku tidak ingin menukarnya dengan apa pun.

Jumat, 14 Mei 2010

Nama Para Nabi Tertulis dalam Prasasti Ebla, 1500 Tahun Lebih Tua daripada Taurat

Berasal dari masa sekitar 2500 SM, prasasti Ebla memberikan keterangan teramat penting mengenai sejarah agama-agama. Sisi terpenting mengenai prasasti Ebla, yang ditemukan para ahli arkeologi pada tahun 1975 dan yang sejak itu telah menjadi pokok bahasan dari banyak penelitian dan perdebatan, adalah terdapatnya nama tiga orang nabi yang disebutkan dalam kitab-kitab suci.

Penemuan prasasti Ebla setelah ribuan tahun dan informasi yang dikandungnya sungguh sangat penting dari sudut pandang perannya dalam memperjelas letak geografis kaum-kaum yang disebutkan dalam Al Qur'an.

Sekitar 2500 SM, Ebla adalah sebuah kerajaan yang meliputi suatu wilayah yang di dalamnya termasuk ibukota Syria, Damaskus, dan Turki bagian tenggara. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan di bidang kebudayaan dan ekonominya, namun setelah itu, sebagaimana yang menimpa banyak peradaban besar, menghilang dari panggung sejarah. Tampak dari catatan yang terawetkan tersebut bahwa Kerajaan Ebla merupakan pusat utama kebudayaan dan perdagangan di masanya.(1) Penduduk Ebla memiliki sebuah peradaban yang membangun lembaga-lembaga arsip negara, mendirikan perpustakaan-perpustakaan dan mencatat aneka perjanjian perdagangan secara tertulis. Mereka bahkan memiliki bahasa mereka sendiri, yang disebut sebagai Eblaite.

Sejarah Agama-Agama Zaman Dahulu

Peran penting sesungguhnya Kerajaan Ebla, yang dianggap sebagai sebuah keberhasilan besar bagi arkeologi klasik ketika pertama kali ditemukan di tahun 1975, mengemuka dengan ditemukannya sekitar 20.000 prasasti dan penggalan tulisan paku. Naskah ini empat kali lebih banyak daripada seluruh naskah bertulisan paku yang diketahui para arkeolog selama 3.000 tahun terakhir.

Ketika bahasa yang digunakan dalam prasasti-prasasti tersebut diterjemahkan oleh seorang berkebangsaan Italia Giovanni Pettinato, penerjemah naskah-naskah kuno dari Universitas Roma, nilai penting prasasti tersebut semakin dipahami. Alhasil, penemuan Kerajaan Ebla dan kumpulan naskah negara yang luar biasa tersebut tidak hanya menarik perhatian di bidang arkeologi, tapi juga bagi kalangan agamawan. Hal ini dikarenakan selain nama-nama seperti Mikail (Mi-ka-il) dan Thalut (Sa-u-lum), yang berperang bersama Nabi Dawud, prasasti-prasasti ini juga menuliskan nama-nama nabi yang disebutkan di dalam tiga kitab suci: Nabi Ibrahim (Ab-ra-mu), Nabi Dawud (Da-u-dum) dan Nabi Ismail (Ish-ma-il). (2)

Pentingnya Nama-Nama yang Disebut dalam Prasasti Ebla

Nama para nabi yang ditemukan dalam prasasti Ebla memiliki nilai teramat penting karena ini adalah kali pertama nama-nama tersebut dijumpai dalam naskah bersejarah setua itu. Informasi ini, yang berasal dari zaman 1500 tahun sebelum Taurat, sangatlah mengejutkan. Kemunculan nama Nabi Ibrahim di dalam prasasti tersebut menyatakan secara tertulis bahwa Nabi Ibrahim dan agama yang dibawanya telah ada sebelum Taurat.

Para sejarawan mengkaji prasasti Ebla dari sudut pandang ini, dan penemuan besar tentang Nabi Ibrahim dan misi yang diembannya menjadi bahan penelitian dalam kaitannya dengan sejarah agama-agama. David Noel Freedman, arkeolog dan peneliti Amerika mengenai sejarah agama-agama, melaporkan berdasarkan penelitiannya nama-nama nabi seperti Ibrahim dan Ismail di dalam prasasti tersebut. (3)

Nama-Nama Lain di dalam Prasasti

Sebagaimana disebutkan di atas, nama-nama yang ada di dalam prasasti adalah nabi-nabi yang disebutkan di dalam tiga kitab suci, dan prasasti tersebut jauh lebih tua daripada Taurat. Selain nama-nama ini terdapat pula hal-hal lain dan nama-nama tempat di dalam prasasti tersebut, yang dengannya dapat diketahui bahwa penduduk Ebla adalah para pedagang yang sangat berhasil. Nama Sinai, Gaza dan Yerusalem, yang tidak terlalu jauh letaknya dari Ebla, juga terdapat di dalam tulisan tersebut, yang menunjukkan bahwa penduduk Ebla memiliki hubungan yang sangat baik dengan tempat-tempat tersebut di bidang perdagangan dan kebudayaan. (4)

Satu rincian penting yang diketahui dari prasasti tersebut adalah nama-nama wilayah seperti Sodom dan Gomorrah, tempat berdiamnya kaum Luth. Diketahui bahwa Sodom dan Gomorrah adalah sebuah wilayah di pesisir Laut Mati tempat bermukimnya kaum Luth dan tempat di mana Nabi Luth mendakwahkan risalahnya dan menyeru masyarakat untuk hidup mengikuti nilai-nilai ajaran agama. Selain dua nama ini, kota Iram, yang tercantum di dalam ayat-ayat Al Qur'an, juga di antara yang tersebut di dalam prasasti Ebla.

Sisi paling penting untuk dicermati dari nama-nama ini adalah bahwa selain dari naskah-naskah yang disampaikan oleh para nabi, nama-nama tersebut belum pernah muncul di dalam naskah mana pun sebelumnya. Ini adalah bukti tertulis penting yang menunjukkan bahwa para nabi yang medakwahkan risalah satu agama yang benar di masa itu telah mencapai wilayah-wilayah tersebut. Dalam sebuah tulisan di majalah Reader's Digest, tercatat di masa itu bahwa terdapat pergantian agama dari penduduk Ebla selama masa pemerintahan Raja Ebrum dan bahwa masyarakat mulai menambahkan imbuhan di depan nama-nama mereka dalam rangka meninggikan nama Tuhan Yang Mahakuasa.

Janji Allah Adalah Benar…

Sejarah Ebla dan prasasti Ebla yang ditemukan setelah 4.500 tahun sesungguhnya mengarahkan kepada satu kebenaran yang teramat penting: Allah telah mengirim utusan-utusan kepada penduduk Ebla, sebagaimana yang Dia lakukan ke setiap kaum, dan para utusan ini menyeru kaum mereka kepada agama yang benar.

Sebagian orang memeluk agama yang sampai kepada mereka sehingga mereka berada di jalan yang benar, sedangkan yang lain menentang risalah para nabi dan lebih memilih kehidupan yang nista. Tuhan, Penguasa langit dan bumi, dan segala sesuatu di antara keduanya, mewahyukan kenyataan ini dalam Al Qur'an:

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An Nahl, 16: 36)

Selasa, 11 Mei 2010

Tentang Kota Tasikmalaya

Masa sebelum Islam

Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk Pemerintahan Kebataraan dengan pusat pemerintahannya di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap syah bila mendapat persetujuan Batara yang bertahta di Galunggung. Batara atau sesepuh yang memerintah pada masa abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan menjadi kerajaan.

Kerajaan ini bernama Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya. Dari Sang Batari inilah mengemuka ajarannya yang dikenal sebagai Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan ajaran resmi pada zaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja berikutnya yang masih keturunan Batari Hyang.

Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan di Sukakerta dengan ibukota di Dayeuh Tengah (sekarang termasuk dalam Kecamatan Salopa, Tasikmalaya), yang merupakan salah satu daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran. Penguasa pertama adalah Sri Gading Anteg yang masa hidupnya sezaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukakerta sebagai penerus tahta diperkirakan sezaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M) Raja Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi.

[sunting] Masa kedatangan Islam

Pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa kedudukan Pajajaran sudah mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Sunan Gunung Jati sejak tahun 1528 berkeliling ke seluruh wilayah tanah Sunda untuk mengajarkan Agama Islam. Ketika Pajajaran mulai lemah, daerah-daerah kekuasaannya terutama yang terletak di bagian timur berusaha melepaskan diri. Mungkin sekali Dalem Sukakerta atau Dalem Sentawoan sudah menjadi penguasa Sukakerta yang merdeka, lepas dari Pajajaran. Tidak mustahil pula kedua penguasa itu sudah masuk Islam.

[sunting] Peristiwa Penting

Dalam perjalanannya Tasikmalaya mencatat beberapa peristiwa penting bersejarah antara lain :

Selain itu ada beberapa peristiwa penting yang patut diketahui antara lain :

  • Peristiwa meledaknya pabrik mesiu DAHANA tanggal 5 Maret 1976.
  • Meletusnya Gunung Galunggung tanggal 5 April 1982.
  • Penganugerahan PARASAMYA PURNA KARYA NUGRAHA pada akhir Pelita IV tahun 1989.
  • Sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan pertanian, koperasi dan Keluarga Berencana (PERTASI KENCANA) Tingkat Nasional tahun 1994.
  • Terjadinya kerusuhan 26 Desember 1996 yang dikenal dengan peristiwa Desember kelabu.
  • Sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan pertemuan petani se Indonesia dan Asia Tenggara (PENAS) Tingkat Nasional tahun 2002.

[sunting] Prestasi

Prestasi baik di tingkat Nasional maupun internasional, antara lain Solihin, Susi Susanti, Lidya Jaelawijaya, Lamting di bidang olah raga, Abdul Rodjak dan Mak Eroh sebagai perintis lingkungan hidup yang telah mendapatkan penghargaan Kalpataru, dan sejumlah 8 orang pengrajin yang berhasil memperoleh penghargaan Upakarti, prestasi dibidang MTQ, serta prestasi lainnya.

Di bidang kesenian, Tasikmalaya telah pula melahirkan seniman-seniman tingkat nasional, seperti Budayawan Wahyu Wibisana, dan artis-artis nasional.